Tajwid-tajwid Al Qur'an

                                                    TAJWID-TAJWID ALQUR' AN

Karya: RAMADHAN ANSYARI

IZHAR

Izh-haar secara bahasa Jelas ,ada pun menurut istilah adalah mengeluarkan setiap huruf dari makhrajnya tanpa memakai sengau atau dengung pada huruf yang diizh-haarkan.

Pengertian Izh-haar Halqi Jika nun sukun ( ْﻥ ) atau tanwin ( ً ٍ ٌ ) bertemu dengan salah satu huruf izh-haar halqi yaitu hamzah ( ء ), Hha’ ( ﻫ ), ‘ain ( ﻉ ), ha’ ( ﺡ ), ghain ( ﻍ ) dan kha’( ﺥ ) maka harus di baca jelas atau sesuai mahkrojnya. Pengertian Izh-haar Syafawi Jika mim sukun ( ْ ﻡ ) bertemu dengan semua huruf Hijaiyyah kecuali huruf IZH-HAAR SYAFAWI ( ba’ dan mim ) maka harus di baca jelas atau sesuai mahkrojnya IDGHAM Idghaam secara bahasa berasti memasukan sesuatu ke dalam sesuatu, adapun menurut istilah yang di maksud dengan Idghaam adalah mengucapkan dua huruf menjadi satu huruf, sedangakn huruf yang kedua menjadi bertasydid ( ّ ) . Pengertian Idghaam Ma’al Ghunnah Jika nun mati ( ْﻥ ) tanwin (ً ٍ ٌ ) bertemu dengan salah satu huruf idghaam ma’al ghunnah yaitu ya’ (ﻱ ), mim ( ﻡ), waw (ﻭ ) atau nun (ﻥ ) maka di baca dengan cara memasukan huruf nun sukun atau tanwin kepada huruf idghaam ma’al ghunnah yang ada dihadapannya sehingga menjadi satu ucapan ( seakan akan satu huruf ), kemudian huruf idghaam ma’al ghunnah ditasydidkan, di tahan kira-kira 2 ketukan ( harkat ) dan disertai dengan sengau. Pengertian Idghaam Bila Ghunnah Jika nun mati ( ْﻥ ) tanwin (ً ٍ ٌ ) bertemu dengan salah satu huruf idghaam bila ghunnah yaitu lam ( ﻝ ) dan ra’ ( ﺭ ), maka di baca dengan cara memasukan huruf nun sukun atau tanwin kepada salah satu huruf tersebut sepenuhnya sehingga menjadi satu ucapan ( seakan akan satu huruf ), kemudian huruf idghaam bila ghunnah ditasydidkan, di tahan kira-kira 2 ketukan ( harkat ) dan tidak disertai dengan sengau. Pengertian Idghaam Mutamatsilain Apabila dua huruf yang sama sifat dan mahkrajnya bertemu maka cara membacanya dengan memasukan huruf pertama kepada huruf kedua dengan mentasydidkan huruf kedua sehingga menjadi satu huruf dalam pengucapan tidak dalam tulisan. Pengertian Idghaam Mutajanisain Apabila dua huruf yang sama sifat dan mahkrajnya bertemu maka cara membacanya dengan memasukan huruf pertama kepada huruf kedua dengan mentasydidkan huruf kedua sehingga menjadi satu huruf dalam pengucapan tidak dalam tulisan. Huruf yang termasuk Idghaam Mutajanisain adalah ba’(ﺐ) – mim (ﻡ), ta’ (ﺕ) - tha’(ﻁ) – dal (ﺩ) , tsa’(ﺙ ) – dzal (ﺫ ) – zha (ﺯ). Pengertian Idghaam Mutaqaribain Jika dua huruf yang makhrajnya berdekatan tetapi sifatnya berbeda bertemu maka di baca dengan cara memasukan suara huruf pertama kepada huruf kedua dengan mentasydidkan huruf kedua sehingga menjadi satu huruf dalam pengucapan tidak dalam tulisan. IQLAB Iqlaab secara bahasa adalah memindahkan sesuatu dari bentuk asalnya ( kepada bentuk lain), menurut istilah iqlaab adalah menjadikan suatu huruf kepada mahkraj huruf lain seraya tetap menjaga ghunnah (sengau / dengung ) pada huruf yang di tukar. Iqlaab dalam pengertian hukum nun bersukun atau tanwin adalah apabila nun ber sukun (ْﻥ ) atau tanwin (ً ٍ ٌ ) bertemu dengan huruf ba’ ( ﺐ ) maka nun bersukun atau tanwin tersebut ditukar bunyinya kepada huruf mim ( ﻡ ), kedua bibir agak dirapatkan untuk mengeluarkan bunyi mim seraya dibarengi sengau ( dengung ) yang keluar dari pangkal hidung sambil ditahan sejenak. Contoh suara & gambar Contoh Iqlaab Contoh Iqlaab Contoh Iqlaab IKHFAA’ Izh-haar secara bahasa Jelas ,ada pun menurut istilah adalah mengeluarkan setiap huruf dari makhrajnya tanpa memakai sengau atau dengung pada huruf yang diizh-haarkan. Pengertian Ikhfaa’ Aqrab Jika nun mati ( ْﻥ ) atau tanwin (ً ٍ ٌ )bertemu dengan salah satu huruf Ikhfaa’ Aqrab, ta’ (ﺕ), dal (ﺩ ), dan tha’ (ﻁ ), maka di baca dengan cara memadukan nun bersukun atau tanwin dengan salah satu huruf Ikhfaa’ Aqrab yang ada di hadapannya sehingga terdengar samara mendekati bunyi ‘ N ’, kemudian ditahan kira-kira 2 ketukan Pengertian Ikhfaa’ Ausath Jika nun mati ( ْﻥ ) atau tanwin (ً ٍ ٌ )bertemu dengan salah satu huruf Ikhfaa’ Ausath, tsa’ (ﺙ ), jim (ﺝ ), dzal (ﺫ ), zai (ﺯ ), sin (ﺱ), syin (ﺵ ), shad (ﺹ ), dlad (ﺽ ), zha’ (ﺯ), atau fa (ﻑ), maka dibaca dengan cara memadukan nun bersukun atau tanwin denga salah satu huruf ikhfaa’ ausath yang ada dihadapannya sehingga terdengar samar mendekati bunyi ‘NY’ yang lebih dekat ke suara sengau dari pangkal hidung, kemudian di tahan kira-kira 2 ketukan Pengertian Ikhfaa’ Ab’ad Jika nun mati ( ْﻥ ) atau tanwin (ً ٍ ٌ )bertemu dengan salah satu huruf Ikhfaa’ Ab’ad qaf (ﻕ) dan kaf (ﻙ) maka di baca dengan cara memadukan nun bersukun atau tanwin dengan salah satu huruf ikhfaa’ ab’ad yang ada dihapannya sehinga terdengar samar mendekati bunyi ‘ NG ‘, kemudian ditahan kira-kira 2 ketukan. Pengrtian ikhfaa’ Syafawi Apabila huruf ba’ (ﺐ) berada setelah mim bersukun (ْ ﻡ), dan terjadi di antara dua kata serta dibarengi dengan proses ghunnah maka di baca dengan suara yang samar antara bunyi mim (ﻡ) dan ba’ (ﺐ) pada bibir, kemudian di tahan kira-kira 2 ketukan seraya mengeluarkan suara ikhfaa’ dari pangkal hidung, bukan dari mulut QALQALAH Yang dimaksud dengan Qalqalah secara bahasa berarti bergerak dan gemetar, adapun menurut istilah yang dimaksud dengan Qalqalah suara tambahan atau pantulan yang kuat dan jelas yang terjadi pada huruf yang bersukun setelah menekan pada mahkraj huruf tersebut. Pengertian Qalqalah Shughra Apabila dalah satu huruf Qalqalah ba’( ﺐ ), jim ( ﺝ ), dal ( ﺩ ), tha ( ﻁ ) dan qaf ( ﻕ ) dalam keadaan benar-benar bersukun ashli di tengah kata (Qalqalah shughra) maka di baca dengan cara menekan kuat mahkraj huruf Qalqalah yang bersukun tersebut sehingga lafazhnya memantul dengan kuat dan jelas. Huruf qaf ( ﻕ ) dan tha ( ﻁ ) pantulannya mendekati suara ‘ O ‘, sedangkan sedangkan untuk huruf lainya terdengar mendekati lafazh ‘E’. Pengertian Qalqalah Kubra Apabila dalah satu huruf Qalqalah ba’( ﺐ ), jim ( ﺝ ), dal ( ﺩ ), tha ( ﻁ ) dan qaf ( ﻕ ) dalam bersukun karena diwaqafkan dan bersukun di akhir kata (Qalqalah Kubra) maka di baca dengan cara menekan kuat mahkraj huruf dari huruf Qalqalah yang diwaqafkan tersebut sehingga lafazhnya memantul dengan lebih berkumandang dan lebih jelas. Huruf qaf ( ﻕ ) dan tha ( ﻁ ) pantulannya mendekati suara ‘O’, sedangkan untuk huruf lainnya terdengar mendekati lafazh ‘E’.   WAQAF Waqaf secara bahasa berarti menahan, secara istilah yang di maksud dengan waqaf yaitu memutuskan suara pada suatu kalimat dalam waktu tertentu tidak begitu lama kemudian mengambil nafas satu kali dengan niat untuk memulai kembali bacaan Al-Qur’annya. Aturan waqaf yang ke: 1 Apabila huruf terakhir berharakat sukun ( ْ ), maka cara melafazhkannya tetap tanpa ada perubahan, kecuali jika huruf terakhirnya adalah huruf Qalqalah, Hams, atau harus di baca Tafkhhiim, atau Tarqiiq, maka harus dibaca tampak. Aturan waqaf yang ke: 2 Jika huruf terakhir merupakan huruf hidup, atau tidak berharakat sukun, maka membacanya dengan menyukunkan huruf tersebut, kecuali jika huruf terakhirnya adalah huruf Qalqalah, Hams, atau harus di baca Tafkhhiim, atau Tarqiiq, maka harus dibaca tampak. Aturan waqaf yang ke: 3 Apabila katanya berakhiran ta marbutan ( ة ), maka ketika disukunkan berubah lafazhnya menjadi Hha (ﻫ). Aturan waqaf yang ke: 4 Jika katanya berakhiran dengan huruf hidup dan huruf sebelumnya berharkat sukun maka huruf terakhirnya ( huruf hidup tersebut ) disukunkan dengan melafazhkan sebagian hurufnya saja. Aturan waqaf yang ke: 5 Jika katanya berakhiran dengan huruf hidup dan huruf sebelumnya adalah huruf mad atau liin maka huruf terakhirnnya disukunkan dengan memanjangkan lafazh huruf maad nya Aturan waqaf yang ke: 6 Apabila huruf terakhir berharkat tanwin fathah, maka tanwin berubah menjadi fathah dan dibaca dua harkat. Aturan waqaf yang ke: 7 Jika huruf terakhir bertasydid, maka huruf tersebut disukunkan dengan tidak menghilangkan lafazh tastdidnya ( ّ ). Aturan waqaf yang ke: 8 Apabila huruf terakhir berupa alif ta’nis maqshuran atau fi’il madlhi bina’ naqish yang diakhiri huruf ya’ maka di baca fathah ( َ ) dengan panjang dua harkat.   MAAD Maad menurut bahasa berarti memanjangkan dan menambah, adapun menurut istilah yang dimaksud dengan maad memanjangkan suara dengan salah satu huruf dari huruf-huruf maad. Pengertian Maad Ashli Apabila huruf alif bersukun (ْ ﺎ ) dan huruf sebelumnya berharkat fathah (َ), atau wau bersukun (ْﻭ) dan huruf sebelumnya berharkat dlammah (ُ), atau huruf ya bersukun (ْ ﻱ ) dan huruf sebelumnya berharkat kasrah (ِ), maka wajib dibaca dengan cara memanjangkan bacaannya dua harkat tidak boleh kurang ( satu alif atau dua ketukan yang sedang ), baik dalam keadaan bersambung maupun berhenti . Pengertian Maad Far’i Yaitu maad ashli yang berubah hukum bacaannya disebabkan oleh hamzah (ء), sukun (ْ), waqaf, tasydid (ّ) atau sebab-sebab lain yang berfungsi membedakan bacaan harus dibaca panjang atau pendek. Maad karena sebab hamzah Maad Wajib Muttashil Apabila maad ashli dan hamzah (ء) bertemu dalam kata dan dibaca dengan cara memanjangkannya sebanyak 5 harkat atau dua setengah alif. Gambar suara Gambar suara Gambar suara Gambar suara Maad Ja-iz Munfasil Apabila huruf maad ashli pada suatu kata bertemu dengan hamzah (ء) di kata yang lainnya, dan cara membacanya yaitu boleh dipanjangkan 2 harkat, 4 harkat atau 5 harkat. Gambar suara Gambar suara Gambar suara Gambar suara Maad Badal Yang dimaksud dengan maad badal adalah berkumpulnya huruf maad dengan hamzah (ء) dalam kata, tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf maad dan cara membaca maad badal ialah dengan memanjangkannya dua harkat atau satu alif. Gambar suara Gambar suara Gambar suara Gambar suara Maad Lazim harfi musyba’ mutsaqqa. Yang di maksud maad lazim harfi musyba’ mutsaqqal adalah bilang huruf setelah maad yang terdapat di dalam huruf-huruf pembuka surat diidghaamkan dan di baca sepanjang 6 harkat. Gambar suara Gambar suara Gambar suara Gambar suara Maad karena sukun Maad Lazim kalimi mutsaqqal Yang dimaksud dengan maad lazim kalimi mutsaqqal yaitu apabila setelah huruf maad ashli terdapat huruf yang bertasydid (ّ) dalam satu kata, adapun cara membaca dengan cara memanjangkan terlebih dahulu huruf maad sebanyak 6 harkat lalu diberatkan kemudian dimasukan ke dalam huruf yang bertasydid (ّ) di depannya. Gambar suara Gambar suara Gambar suara Gambar suara Maad Tamkin Yang dimaksud dengan maad tamkin ialah bertemunya dua huruf ya (ﻱ) dalam satu kata, ya (ﻱ) yang pertama berharkat kasrah (ِ) dan bertasydid (ّ) sedangkan ya (ﻱ) yang kedua berharkat sukun (ْ) atau mati, adapun membaca maad tamkin yaitu dengan memantapkan bunyi tasydid (ّ) pada huruf ya (ﻱ) yang pertama kemudian bacaan di panjangkan saat menghadapi huruf maad nya yaitu huruf maad yang kedua. Panjangnya bacaan tersebut adalah 2 harkat atau 1 alif. Gambar suara Gambar suara Gambar suara Gambar suara Maad lazim kalimi mukhaffaf Yang dimaksud dengan maad lazim kalimi mukhaffaf adalah apabila setelah huruf madd terdapat huruf yang bersukun ( ْ ) dan tidak ada idghaam dan cara membacanya yaitu dengan memanjangakannya sebanyak 6 hakkat. Gambar suara Gambar suara Gambar suara Gambar suara Maad karena waqaf Maad aridl lis sukun Yang dimaksud dengan Maad aridl lis sukun adalah pemberhentian atau waqaf bacaan pada akhir kata atau kalimat, sedangkan huruf sebelum huruf yang diwaqafkan itu merupakan salah satu dari huruf-huruf maad tabi’i yaitu alif (ﺎ), wau (ﻭ) atau ya (ﻱ) dan bisa di baca dengan memanjangkan 6 harkat, 4 harkat atau 2 harkat. Gambar suara Gambar suara Gambar suara Gambar suara Maad ‘iwadl Yang dimaksud dengan maad ‘iwadl adalah berhentinya bacaan pada tanwin fathah diakhir kalimat dan dibaca dengan cara memanjangkannya sepanjang 2 harkat atau 1 alif. Gambar suara Gambar suara Gambar suara Gambar suara Maad Liin Yang dimaksud dengan maad liin adalah apabila huruf wau ((ﻭ) dan ya (ﻱ) berharkat sukun ( ْ ) dan huruf sebelumnya berharkat fathah dan dan cara membacanya yaitu boleh dipanjangkan 2 harkat, 4 harkat atau 6 harkat. Gambar suara Gambar suara Gambar suara Gambar suara Maad karena tasydid Maad Lazim harfi musyba’ mutsaqqal Yang di maksud maad lazim harfi musyba’ mutsaqqal adalah bilang huruf setelah maad yang terdapat di dalam huruf-huruf pembuka surat diidghaamkan dan di baca sepanjang 6 harkat. Gambar suara Gambar suara Gambar suara Gambar suara Maad Lazim kalimi mutsaqqal Yang dimaksud dengan maad lazim kalimi mutsaqqal yaitu apabila setelah huruf maad ashli terdapat huruf yang bertasydid (ّ) dalam satu kata, adapun cara membaca dengan cara memanjangkan terlebih dahulu huruf maad sebanyak 6 harkat lalu diberatkan kemudian dimasukan ke dalam huruf yang bertasydid (ّ) di depannya. Gambar suara Gambar suara Gambar suara Gambar suara Maad Tamkin Yang dimaksud dengan maad tamkin ialah bertemunya dua huruf ya (ﻱ) dalam satu kata, ya (ﻱ) yang pertama berharkat kasrah (ِ) dan bertasydid (ّ) sedangkan ya (ﻱ) yang kedua berharkat sukun (ْ) atau mati, adapun membaca maad tamkin yaitu dengan memantapkan bunyi tasydid (ّ) pada huruf ya (ﻱ) yang pertama kemudian bacaan di panjangkan saat menghadapi huruf maad nya yaitu huruf maad yang kedua. Panjangnya bacaan tersebut adalah 2 harkat atau 1 alif. Gambar suara Gambar suara Gambar suara Gambar suara Maad Farq Yang dimaksud dengan maad Farq adalah bacaan panjang yang berfungsi untuk membedakan kalimat istiham atau kalimat pertanyaan dengan kalimat yang berupa khabar atau keterangan, adapun cara membacanya dengan memanjangkannya 6 harkat. Gambar suara Gambar suara Gambar suara Gambar suara Karena sebab lain: Maad shilah qasirah Yang di maksud dengan maad shilah qasirah yaitu apabila sebelum ha (? ) yang berupa dhammir atau kata ganti ada huruf yang berharkat dan disyaratkan tidak disambungkan dengan huruf berikutnya dan tidak pula bertemu dengan hamzah yang berharkat. Adapun cara membaca maad shilah qasirah yaitu dengan memanjangkannya sepanjang dua harkat atau satu alif Gambar suara Gambar suara Gambar suara Gambar suara